>

Senin, 24 November 2014

Selamat Hari Guru Nasional




Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu ada dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir  di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
(Hymne Guru)


Di setiap negara pasti ada peringatan hari guru, diperingati setiap tahunnya dengan cara yang berbeda. Ada juga hari guru dunia yang diperingati pada 5 Oktober. Di Indonesia sendiri hari guru diperingati setiap tanggal 25 November, pada tanggal tersebut juga bertepatan dengan hari jadi PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). PGRI merupakan satu-satunya organisasi profesi guru. Jadi di sini guru itu adalah sebuah profesi layaknya profesi dokter dll. Pada hari itu akan diaadakan upacara bendera, dan hymne guru itu pun akan terdengar.

Sebagai seseorang yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan pendidikan, tentunya saya sangat memahami bagaimana rasanya menjadi guru. Terlebih karena saya sendiri juga terjun dalam dunia pendidikan dalam hal ini pendidikan nonformal. Almarhum kakek saya seorang guru SD, ayah saya seorang guru SD, sedangkan ibu saya adalah mantan guru TK. Saya sendiri adalah seorang guru bimbel.

Dalam tulisan ini, saya hanya ingin menyampaikan bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Coba bayangkan tidak ada seorang guru, pasti tidak akan ada profesi lainnya. Guru menanamkan konsep-konsep dasar keilmuan yang sangat bermanfaat bagi peserta didik di masa yang akan datang.

Pahlawan tanpa tanda jasa itu adalah sebutan yang sudah melekat pada profesi ini. Tanpa tanda jasa, dengan bayaran yang sangat minim, mereka berjuang mencerdaskan generasi peneru bangsa ini. Seorang guru dituntut untuk mengantongi ijazah S1, lalu bagaimana dengan pendapatan perbulan mereka? Di bawah UMR, sesuatu yang sangat miris dan memperhatikan. Sekarang ini banyak sekali para sarjana pendidikan yang banting stir. Banyak yang mencari pekerjaan di luar bidang pendidikan, tentu saja dengan gaji yang layak dan bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Saya pun juga demikian, tapi sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan di luar bidang yang telah lama saya geluti. Sebagai anak muda yang hidup dalam era seperti ini, saya lebih memilih untuk bekerja di lembaga pendidikan nonformal, karena gaji yang sedikit lebih baik daripada bekerja di sekolah-sekolah formal yang gajinya saja tidak mencukupi. Memang ada sekolah-sekolah swasta yang menggaji gurunya dengan layak, tentu saja jumlah sekolah tersebut tidaklah banyak dan hanya ada di kota-kota besar. Menjadi PNS adalah impian para guru honorer agar bisa  mendapatkan gaji besar, tapi itu tidak mudah karena suap menyuap dalam perekrutan yang telah menjadi rahasia umum.

Sekarang ini untuk menjadi guru profesional itu harus mengambil pendidikan profesi guru. Ya, kuliah lagi. Program profesi ini terbuka juga untuk sarjana nonkependidikan. Saingan para sarjana pendidikan pun semakin banyak. Dan ini sangat tidak adil. Kuliah lagi berarti juga uang lagi, padahal gaji guru swasta atau guru honorer itu sangat-sangat minim. Para pejuang itu berjuang mencerdaskan generasi bangsa ini dengan sebuah pengabdian yang tak dihargai dengan layak.

Selamat Hari Guru Nasional, semoga para pejabat yang berada di atas sana dibukakan mata hatinya. Semoga pendidikan Indonesia semakin maju. Selamat Hari Guru Nasional untuk guru-guru saya semua dari TK sampai SMA.

Selamat Hari Guru Nasional untuk semua guru di Indonesia, perjuangan kalian belum berakhir!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.