Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu ada dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di
dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
(Hymne Guru)
Di setiap
negara pasti ada peringatan hari guru, diperingati setiap tahunnya dengan cara
yang berbeda. Ada juga hari guru dunia yang diperingati pada 5 Oktober. Di
Indonesia sendiri hari guru diperingati setiap tanggal 25 November, pada
tanggal tersebut juga bertepatan dengan hari jadi PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia). PGRI merupakan satu-satunya organisasi profesi guru. Jadi di sini
guru itu adalah sebuah profesi layaknya profesi dokter dll. Pada hari itu akan
diaadakan upacara bendera, dan hymne guru itu pun akan terdengar.
Sebagai
seseorang yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan pendidikan, tentunya saya
sangat memahami bagaimana rasanya menjadi guru. Terlebih karena saya sendiri
juga terjun dalam dunia pendidikan dalam hal ini pendidikan nonformal. Almarhum
kakek saya seorang guru SD, ayah saya seorang guru SD, sedangkan ibu saya
adalah mantan guru TK. Saya sendiri adalah seorang guru bimbel.
Dalam tulisan
ini, saya hanya ingin menyampaikan bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang
sangat mulia. Coba bayangkan tidak ada seorang guru, pasti tidak akan ada
profesi lainnya. Guru menanamkan konsep-konsep dasar keilmuan yang sangat
bermanfaat bagi peserta didik di masa yang akan datang.
Pahlawan tanpa
tanda jasa itu adalah sebutan yang sudah melekat pada profesi ini. Tanpa tanda
jasa, dengan bayaran yang sangat minim, mereka berjuang mencerdaskan generasi
peneru bangsa ini. Seorang guru dituntut untuk mengantongi ijazah S1, lalu
bagaimana dengan pendapatan perbulan mereka? Di bawah UMR, sesuatu yang sangat
miris dan memperhatikan. Sekarang ini banyak sekali para sarjana pendidikan
yang banting stir. Banyak yang mencari pekerjaan di luar bidang pendidikan,
tentu saja dengan gaji yang layak dan bisa mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari. Saya pun juga demikian, tapi sampai sekarang belum mendapatkan
pekerjaan di luar bidang yang telah lama saya geluti. Sebagai anak muda yang
hidup dalam era seperti ini, saya lebih memilih untuk bekerja di lembaga
pendidikan nonformal, karena gaji yang sedikit lebih baik daripada bekerja di
sekolah-sekolah formal yang gajinya saja tidak mencukupi. Memang ada
sekolah-sekolah swasta yang menggaji gurunya dengan layak, tentu saja jumlah
sekolah tersebut tidaklah banyak dan hanya ada di kota-kota besar. Menjadi PNS
adalah impian para guru honorer agar bisa
mendapatkan gaji besar, tapi itu tidak mudah karena suap menyuap dalam
perekrutan yang telah menjadi rahasia umum.
Sekarang ini
untuk menjadi guru profesional itu harus mengambil pendidikan profesi guru. Ya,
kuliah lagi. Program profesi ini terbuka juga untuk sarjana nonkependidikan.
Saingan para sarjana pendidikan pun semakin banyak. Dan ini sangat tidak adil.
Kuliah lagi berarti juga uang lagi, padahal gaji guru swasta atau guru honorer
itu sangat-sangat minim. Para pejuang itu berjuang mencerdaskan generasi bangsa
ini dengan sebuah pengabdian yang tak dihargai dengan layak.
Selamat Hari
Guru Nasional, semoga para pejabat yang berada di atas sana dibukakan mata
hatinya. Semoga pendidikan Indonesia semakin maju. Selamat Hari Guru Nasional
untuk guru-guru saya semua dari TK sampai SMA.
Selamat Hari
Guru Nasional untuk semua guru di Indonesia, perjuangan kalian belum berakhir!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.