>

Senin, 13 Oktober 2014

Yuk, Ber-selfie dengan Buku Kita Sendiri!

Siapa sih yang nggak kenal sama kata selfie, pasti generasi muda saat ini sudah sangat akrab dengan kata itu. Oke, buat yang belum tahu apa itu selfie, bakal saya kasih tahu kok, jadi menurut Kamus Oxford selfie adalah sebuah foto yang diambil  sendiri, secara khusus menggunakan telpon cerdas atau webcam dan dibagikan melalui sosial media. Ya, selfie bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja—mau di tempat wisata, di tempat tidur, mall, atau kamar mandi mungkin, eh? Jadi sudah kah kalian ber-selfie hari  ini? Saya kira sudah cukup bahas soal selfie-nya, kita ke point-nya yuk!! Ber-selfie dengan buku kita sendiri, pernah kepikiran ngelakuin hal tersebut? Mungkin kita sering menemukan penulis-penulis narsis yang sedang ber- selfie bersama anak mereka a.k.a buku mereka, entah di twitter, facebook, instagram maupun blog. Pasti kalian ngomong ke diri kalian sendiri,” Keren juga ya mereka bisa narsis-narsisan sama karyanya. Aku juga pengen deh.” Ya, kalian semua juga bisa seperti mereka! Terus gimana caranya? Tentu saja dengan menulis dan menerbitkan buku kalian sendiri.
Saya dan buku antologi saya yang terbit indie

Langkah pertama adalah kalian harus mulai menulis. Menulis dan menulis adalah cara paling ampuh kalau kalian bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Tanpa menulis mimpi itu hanya akan tetap menjadi mimpi. Manusia sebagai makhluk sosial pastinya selalu berhubungan dengan manusia lainnya, setiap mereka bertemu pasti ada kisah yang akan dibagi bersama karena manusia pada hakikatnya adalah seorang pencerita dan itu sudah takdirnya. Karena kita ingin menjadi penulis maka kita harus menuliskan kisah-kisah tersebut supaya membedakan kita dengan yang lainnya. Kita bisa memulai dengan menulis diary sebagai latihan, setelah itu kita bisa mencoba untuk membuat cerpen atau flashfiction yang lebih pendek dari cerpen. Terus asah kemampuan kalian dengan menulis sebanyak-banyaknya dan cobalah untuk mengikuti kompetisi menulis yang banyak diadakan oleh penerbit, baik penerbit mayor maupun penerbit indie. Kenapa kita harus ikut kompetisi? Jawabannya adalah untuk melatih mental kita agar siap menerima kekalahan dan kemenangan, ketika kalah berarti kualitas tulisan kita harus ditingkatkan lagi dan kalau menang kita harus terus menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu. Belum PD dengan mengikuti lomba? Ada cara lain yaitu memajang karya kita di dalam catatan facebook atau blog dan tentu saja membagikannya dengan teman-teman kita. Lihat apa yang terjadi, adakah komentar yang tertinggal di tulisan kita? Pasti ada walaupun cuma satu komentar. Dari komentar-komentar yang didapat kita bisa memperbaiki kalau perlu dan tentu saja meningkatkan kualitas tulisan kita. Oke,ada yang ngomong dalam hati, “Aku nggak bisa nulis nggak tahu caranya nulis itu gimana?” Simpel, silakan gabung di grup kepenulisan di facebook yang sekarang ini sangat banyak di sana kalian bisa belajar bersama tentang kepenulisan itu sendiri. Pada intinya untuk meraih mimpi menjadi penulis kita harus menulis dan menulis dimulai dari yang pendek kemudian menuju yang lebih panjang seperti novel. Semuanya bertahap. Jangan lupa untuk memperbanyak buku yang kita baca karena penulis yang baik adalah seorang pembaca juga. Dengan membaca kita bisa mendapatkan pengetahuan yang bisa diaplikasikan pada tulisan kita. Penulis harus juga memiliki attitude yang baik dengan penerbit dan juga pembaca. Yang sangat-sangat harus dihindari adalah plagiasi. Ini wajib hukumnya bagi penulis.
Langkah kedua adalah dengan menerbitkan karya kita, kenapa harus diterbitkan?  Salah satunya adalah agar bisa dapat uang. Selain itu juga karena seperti kata Pak Edi Akhiles, menulis itu terancam keren. Jadi dengan menulis dan menerbitkan buku, kita bisa dapat uang dan tentu saja fans. Memilih penerbit itu adalah hal yang paling krusial, karena pastinya kita mau karya kita mendapatkan treatment yang sebaik-baiknya tentu saja juga dengan melihat masa depan karya kita. Kita bisa menerbitkan karya kita ke penerbit mayor atau penerbit indie/self publishing. Penerbit mayor adalah penerbit yang akan mengurus segala keperluan terkait naskah kita dari pra cetak sampai pemasaran di toko buku. Jadi kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk menerbitkan buku, kita akan dibayar melalui royalti atau beli putus. Menembus penerbit mayor itu tidaklah mudah karena lamanya proses seleksi dan juga selera penerbit yang berbeda dan juga penerbit melihat pangsa pasar. Akan banyak keuntungan yang didapat ketika menerbitkan di penerbit mayor, karena pemasaran dan penggarapan yang maksimal. Untuk yang tidak punya banyak waktu bisa juga menerbitkan buku di penerbit indie/self publishing. Di penerbit ini kita harus mengeluarkan uang agar bisa terbit, tapi ada juga yang menawarkan gratis asal kita menangani proses pra cetaknya (desain cover, lay out, editing, proof reading). Ada juga penerbit indie yang mendistribusikan bukunya ke toko buku tentu saja dengan biaya yang lebih mahal dari yang hanya dijual melalui online. Penerbit indie lumayan mudah dalam menerbitkan buku, asal saja tidak melanggar hak cipta dan menyinggung SARA. Dan tentu saja tidak ada proses seleksi. Sekarang ini banyak sekali penerbit indie, misalnya Rasibook
Dalam memilih penerbit indie kita harus mempertimbangkan fasilitas  yang diberikan dan tentu saja harga harus sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Di era digital ini sebaiknya kita memilih penerbit indie yang juga menjual buku mereka ke dalam bentuk buku digital seperti yang diberikan oleh Rasibook. Bahkan Rasibook juga menawarkan paket gratis terbit. Pasti kalian penasaran tentangRasibook, silahkan di-klik tautan tadi ya, hehehehee. Ketika menerbitkan buku secara indie kita harus gencar-gencar berpromosi agar banyak buku yang terjual, bisa promosi di sosial media dan blog, giveaway juga perlu dicoba kita bisa menggunakan buku tanda terbit yang diberikan oleh penerbit indie (tidak semua penerbit indie memberikannya.) Mintalah si pemenang give away untuk menulis resensinya dan post di blog atau facebook. Membuat trailer buku juga layak dicoba dan unggah ke youtube. Di Rasibook kalian akan mendapatkan buku tanda terbit dan juga royalti 15% ini lebih tinggi dari kebanyakan yang hanya 10%. Jadi  nerbitin buku di indie juga bisa dapat royalti. Penerbit indie seperti Rasibook melakukan promosi di rasibook.com, fanspage dan juga twitter mereka. Kita juga bisa membeli buku kita sendiri dalam jumlah tertentu kemudian jual kembali kepada teman-teman kita, karena pasti ada yang nggak mau mengeluarkan uang lagi untuk ongkos kirim. Banyak juga penulis terkenal yang mengawali dengan menerbitkan buku di self publishing.

Jadi, kalian sudah bersiap untuk ber-selfie ria dengan buku karya sendiri? Ayo, segera wujudkan mimpi kalian! Tunggu apalagi? Karena saat ini menerbitkan buku itu sangat mudah. Udah ditunggu Rasibook tuh!

12 komentar:

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.