Dalam agama Islam setiap lelaki yang berakal dan sehat diwajibkan untuk
melakukan khitan atau dalam bahasa Jawa disebut sunat. Khitan atau sunat ini
menunjukkan bahwa si anak telah mencapai akil baligh—di mana seseorang tersebut
sudah sampai pada usia tertentu untuk dibebani hukum syariat (taklif) dan mampu
mengetahui atau hukum tersebut (republika.co.id). Pada fase ini setiap anak
yang telah akil baligh dan dikhitan sudah memiliki kewajiban untuk melakukan
ibadah.
 |
Pengantin Sunat |
Masyarakat Jawa merupakan masyarakat
yang memiliki banyak tradisi, salah satunya adalah tradisi iring-iringan. Sebagai bagian dari perayaan khitanan, tidak semua
masyarakat mengadakan acara ini. Khitanan dirayakan dengan dua cara yaitu
dengan cara sederhana dan secara ramai. Cara sederhana biasanya hanya dengan
mengundang saudara dan tetangga untuk menghadiri bancaan atau selametan (syukuran) dengan bubur merah. Sedangkan cara
ramai dengan mengadakan iring-iring. Iring-iring adalah tradisi mengarak
pengantin sunat dengan menaiki kuda dan tentu saja dirias dengan gagahnya.
Pengantin sunat ini akan diarak menuju jalan utama di desa di mana bisa dilihat
oleh banyak orang.
 |
Barongan |
 |
Kuda lumping |
 |
Anak kecil membawa kembang manggar |
 |
Kembang manggar |
Prosesi ini diikuti dengan berbagai
macam pelengkap seperti barongan, kuda lumping, rebana dan juga musik modern
yaitu drum band. Sebuah campuran yang
terlihat apik. Beberapa anak akan membawa hiasan warna -warni yang disebut
kembang manggar, sesuatu yang hanya muncul pada acara seperti ini. Tradisi iring-iring yang dibahas dalam postingan
ini adalah yang ada di kabupaten Demak, Jawa Tengah. Tradisi ini selalu saja menarik para khalayak
untuk menonton.
 |
Drumband |
 |
Rebana |
Iring-iring
ini biasanya dilaksanakan pada siang hari dan malam hari. Jadi sehari bisa ada
dua kali tau hanya satu kali saja di malam hari. Untuk malam hari, setelah
diarak, si pengantin sunat akan mengkhatamkan Al-Quran di depan khalayak ramai.
Si anak yang akan mengkatamkan Al-Quran sebelumnya akan menerima bimbingan
membaca Al-Quran dengan baik oleh para ustadz yang ternama di daerahnya. Di
masa sekarang iring-iring sudah
jarang diadakan , karena biaya yang harus dikeluarkan tidaklah sedikit. Iring-iring adalah sebuah tradisi yang
sangat kaya dan juga patut untuk dilestarikan.
artikel yang sangat bermanfaat , terimakasih ..
BalasHapus