>

Minggu, 03 Agustus 2014

Cerita dari Malam Takbiran

Kali ini saya mau posting sesuatu yang beda dari postingan-postingan terdahulu. Bertepatan dengan Lebaran Ketupat atau seminggu setelah Idulfitri, saya mau cerita soal suasana malam takbiran di tempat tinggalku. Pasti di setiap daerah memiliki tradisi tersendiri dalam merayakan malam kemenangan ini, salah satunya adalah takbir keliling.


Di desa saya, biasanya ada takbir keliling sambil mengarak sebuah objek rekaan yang berbentuk hewan, ikon tertentu atau replika tempat ibadah. Suasana malam takbiran ini pastinya sangat semarak dengan lampu-lampu yang menempel di objek tersebut dan tentunya dengan bunyi petasan yang mengisi udara memekakan telinga.
 
 

Minggu malam, 27 Juli 2014, sekitar jam 7 malam, semua rombongan takbir keliling bersiap dan mulai berjalan mengelilingi desa. Suara takbir dari kaset pun diputar, semua larut dalam keriuhan hingga tak ada satu pun yang bertakbir dari mulutnya. Tak jarang suara yang terdengar dari pengeras suara adalah takbir dengan iringan musik yang membuat kebanyakan anak muda berjoget. Jadi mikir sendiri sebenarnya ini acara apaan ya???
 
 

Untuk tahun ini tak ada yang jauh berbeda dari tahun kemarin, masih ada banyak hal yang tidak saya sukai dari acara ini, seperti mabuk, berantem dan nyaris juga terjadi tawuran antarrombongan. Nah, dalam posisi ini saya yang nggak tahu apa-apa cuma bisa was-was ketika ada keributan saat saya tengah asyik mengambil gambar.
 
 

Saling timpuk dengan batu pun terjadi, untung saya nggak kena. Dan yang bikin ngeri adalah adanya isu yang mengatakan bahwa rombongan dari desa saya telah ditunggu oleh rombongan lainnya dengan membawa parang. Duh, jadi mikir ini mau bunuh-bunuhan atau takbiran? Alhasil, rombongan kami pun dikawal mobil polisi saat perjalanan pulang.
Kericuhan yang terjadi

suasana pertengkaran

Penyebab dari hal tersebut sebenarnya adalah sangat sepele—senggolan—selain itu ada juga dendam yang entah sejak kapan munculnya. Pada dasarnya semuanya bisa diredam ketika kepala dingin dan jernih.

Acara malam takbiran ini memiliki kelemahan dan kekuatan masing-masing. Di lain pihak bisa melatih kreatifitas anak muda, tentu saja harus yang sesuai dengan kaidah Islam. Dan juga bisa memicu konflik yang menodai euphoria malam kemenangan itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.