Berdasarkan pengalaman pribadi saya
sebagai tentor/instruktur dalam sebuah lembaga pendidikan non formal dalam hal
ini tempat kursus bahasa Inggris. Banyak dari siswa yang mengikuti program ini
tidak paham dengan apa yang sedang mereka lakukan, dalam hal ini tujuan mereka
mengikuti les tersebut terutama para siswa yang masih duduk di bangku sekolah.
Pada dasarnya lembaga kursus bahasa Inggris memiliki program yang berbeda-beda
antara lain: school subject development
dan atau murni program bahasa Inggris yang dalam hal ini para siswa dibagi
berdasarkan level mereka. Level-level itu seperti foundation, basic, sampai conversation
atau advance. Jadi program disusun
sedemikian rupa dari program dasar sampai yang paling rumit. Level-level itu ditentukan
berdasarkan tes yang diberikan sebelum program dimulai yang disebut dengan placement test. Hasil tersebutlah yang
menentukan level yang cocok untuk si calon siswa berdasarkan kemampuan yang
telah dimiliki oleh si calon siswa.
Sekarang ini banyak sekali program
yang ditawarkan oleh bimbingan belajar (bimbel) dan lembaga pendidikan dan
kursus (LPK). Jadi hal yang harus diketahui adalah bahwa si calon siswa harus
memutuskan tujuan apa yang dia inginkan setelah mengikuti les bahasa Inggris
tersebut. Ketika si calon siswa hanya ingin memantapkan materi bahasa Inggris
di sekolah lebih tepatnya harus mengambil les di bimbel saja. Karena dalam
bimbel ini mereka akan diberikan materi berdasarkan materi sekolah dan tentu
saja materi pengayaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
materi sekolah tersebut. Juga ada kelas persiapan untuk menghadapi Ujian
Nasional dan Ulangan Semester. Kemudian bagi calon siswa yang ingin
mengembangkan skill berbahasa Inggris
lebih baik untuk mengambil les di Lembaga Pendidikan dan Kursus (LPK) Bahasa
Inggris yang sekarang ini banyak macamnya dan juga kualitasnya. Pada dasarnya
ketika mengambil kelas kursus di LPK maka skill
berbahasa Inggris mereka akan dilatih secara maksimal, sehingga hasil akhirnya
adalah bahwa mereka yang telah mengambil kelas bisa berbahasa Inggris dengan
baik dan benar. Selain itu ada juga program lain yang sering diambil oleh para
mahasiswa dan pekerja yaitu program conversation
dan TOEFL Preparation. Program conversation biasanya ditunjukan kepada
mereka yang sudah memiliki bekal bahasa Inggris yang lumayan bagus. Siswa
biasanya diberikan topik-topik tertentu untuk didiskusikan dan siswa
diharapakan untuk menghasilkan oral
production. Dalam TOEFL Preparation
siswa dilatih untuk memahami materi-materi TOEFL
Test dan juga aplikasinya dalam soal. Yang membuat sulit dalam kedua
program ini adalah ketika si siswa masih minim bahasa Inggrisnya dan memaksakan
untuk mengikuti kedua program tersebut. Pada dasarnya hal itu adalah tantangan
bagi si instruktur, sehingga si instruktur akan berusaha mencari jalan untuk
bisa mengajar siswanya. Namun, berdasarkan pengalaman output dari yang seperti ini masih sangat kurang dari yang
diharapkan.
Yang paling annoying dalam les bahasa Inggris adalah ketika menghadapi siswa
yang membawa PR mereka masih dalam keadaan kosong dan seolah-olah itu bukan
tugas mereka karena mereka ikut les. Banyak siswa yang menggantungkan pada guru
lesnya dan berharap PR-nya akan dikerjakan oleh guru lesnya. Yang harus digaris
bawahi adalah guru les atau apapun itu mereka disebut bukanlah tukang
mengerjakan PR. Anggapan yang salah apabila mengikuti les hanya untuk agar bisa
mengerjakan PR yang pada kenyataannya mereka tidak melakukannya tapi gurunyalah
yang mengerjakan. Lebih tepat lagi ketika siswa membawa PR yang sudah
dikerjakan atau beberapa sudah dikerjakan dan menanyakan hal yang sulit dan
juga berdiskusi dengan guru lesnya. Kasus seperti ini sering terjadi dalam
konteks les privat tapi tidak jarang muncul dalam bimbel maupun LPK.
Pertanyaan yang sering ditanyakan
adalah setelah ambil kursus nanti dijamin bisa tidak? Jaminan juga adalah
sesuatu yang sering ditanyakan ketika mengambil les bahasa Inggris. Pada
dasarnya semuanya berdasarkan kemampuan diri sendiri dan instruktur hanya
sebagai jembatan. Kesuksesan siswa ditentukan oleh siswa itu sendiri.
Begitulah curhatan soal les bahasa
Inggris ini, yang pada kesimpulannya siswa dan orangtua siswa harus paham
dengan program yang akan mereka ambil agar tidak terjadi miskomunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.