>

Jumat, 20 Juni 2014

Tentang Les Bahasa Inggris


Berdasarkan pengalaman pribadi saya sebagai tentor/instruktur dalam sebuah lembaga pendidikan non formal dalam hal ini tempat kursus bahasa Inggris. Banyak dari siswa yang mengikuti program ini tidak paham dengan apa yang sedang mereka lakukan, dalam hal ini tujuan mereka mengikuti les tersebut terutama para siswa yang masih duduk di bangku sekolah. Pada dasarnya lembaga kursus bahasa Inggris memiliki program yang berbeda-beda antara lain: school subject development dan atau murni program bahasa Inggris yang dalam hal ini para siswa dibagi berdasarkan level mereka. Level-level itu seperti foundation, basic, sampai conversation atau advance. Jadi program disusun sedemikian rupa dari program dasar sampai yang paling rumit. Level-level itu ditentukan berdasarkan tes yang diberikan sebelum program dimulai yang disebut dengan placement test. Hasil tersebutlah yang menentukan level yang cocok untuk si calon siswa berdasarkan kemampuan yang telah dimiliki oleh si calon siswa.
Sekarang ini banyak sekali program yang ditawarkan oleh bimbingan belajar (bimbel) dan lembaga pendidikan dan kursus (LPK). Jadi hal yang harus diketahui adalah bahwa si calon siswa harus memutuskan tujuan apa yang dia inginkan setelah mengikuti les bahasa Inggris tersebut. Ketika si calon siswa hanya ingin memantapkan materi bahasa Inggris di sekolah lebih tepatnya harus mengambil les di bimbel saja. Karena dalam bimbel ini mereka akan diberikan materi berdasarkan materi sekolah dan tentu saja materi pengayaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam materi sekolah tersebut. Juga ada kelas persiapan untuk menghadapi Ujian Nasional dan Ulangan Semester. Kemudian bagi calon siswa yang ingin mengembangkan skill berbahasa Inggris lebih baik untuk mengambil les di Lembaga Pendidikan dan Kursus (LPK) Bahasa Inggris yang sekarang ini banyak macamnya dan juga kualitasnya. Pada dasarnya ketika mengambil kelas kursus di LPK maka skill berbahasa Inggris mereka akan dilatih secara maksimal, sehingga hasil akhirnya adalah bahwa mereka yang telah mengambil kelas bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Selain itu ada juga program lain yang sering diambil oleh para mahasiswa dan pekerja yaitu program conversation dan TOEFL Preparation. Program conversation biasanya ditunjukan kepada mereka yang sudah memiliki bekal bahasa Inggris yang lumayan bagus. Siswa biasanya diberikan topik-topik tertentu untuk didiskusikan dan siswa diharapakan untuk menghasilkan oral production. Dalam TOEFL Preparation siswa dilatih untuk memahami materi-materi TOEFL Test dan juga aplikasinya dalam soal. Yang membuat sulit dalam kedua program ini adalah ketika si siswa masih minim bahasa Inggrisnya dan memaksakan untuk mengikuti kedua program tersebut. Pada dasarnya hal itu adalah tantangan bagi si instruktur, sehingga si instruktur akan berusaha mencari jalan untuk bisa mengajar siswanya. Namun, berdasarkan pengalaman output dari yang seperti ini masih sangat kurang dari yang diharapkan.
Yang paling annoying dalam les bahasa Inggris adalah ketika menghadapi siswa yang membawa PR mereka masih dalam keadaan kosong dan seolah-olah itu bukan tugas mereka karena mereka ikut les. Banyak siswa yang menggantungkan pada guru lesnya dan berharap PR-nya akan dikerjakan oleh guru lesnya. Yang harus digaris bawahi adalah guru les atau apapun itu mereka disebut bukanlah tukang mengerjakan PR. Anggapan yang salah apabila mengikuti les hanya untuk agar bisa mengerjakan PR yang pada kenyataannya mereka tidak melakukannya tapi gurunyalah yang mengerjakan. Lebih tepat lagi ketika siswa membawa PR yang sudah dikerjakan atau beberapa sudah dikerjakan dan menanyakan hal yang sulit dan juga berdiskusi dengan guru lesnya. Kasus seperti ini sering terjadi dalam konteks les privat tapi tidak jarang muncul dalam bimbel maupun LPK.
Pertanyaan yang sering ditanyakan adalah setelah ambil kursus nanti dijamin bisa tidak? Jaminan juga adalah sesuatu yang sering ditanyakan ketika mengambil les bahasa Inggris. Pada dasarnya semuanya berdasarkan kemampuan diri sendiri dan instruktur hanya sebagai jembatan. Kesuksesan siswa ditentukan oleh siswa itu sendiri.
Begitulah curhatan soal les bahasa Inggris ini, yang pada kesimpulannya siswa dan orangtua siswa harus paham dengan program yang akan mereka ambil agar tidak terjadi miskomunikasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.