Judul Buku : Dream Utopia; Maiden of Tear
Penulis : Sammy Balladrom
Penerbit : Diwanteen
Tahun Terbit : 2008
Tebal : 565 halaman
Pertama ketika melihat novel ini di tumpukan dalam pameran buku kesan pertama yang muncul
adalah buku ini buku terjemahan, sebuah novel fantasi yang sangat menarik untuk
dibaca sepeti novel-novel fantasi terjemahan lainnya. Tapi ternyata hal
tersebut salah, karena ternyata ini adalah novel fantasi lokal.
Novel ini berkisah tentang petualangan Verno—Alverno
Wolfric di dunia mimpi atau mungkin bukan dunia mimpi karena apa yang terjadi
di dalam dunia itu tak bisa diingat ketika terbangun dari tidur. Semua kejadian
ini terjadi di Dream Utopia, sehingga Verno dan tokoh-tokoh lainnya tak
mempunyai kemampuan atau sihir dalam dunia nyata.
Verno dan anak-anak terpilih harus mengikuti
pendidikan di sekolah ‘sihir’ untuk mempersiapkan mereka mendampingi Maiden of
Tear yang akan berjuang melawan Dark Utopia dan juga untuk menutup portal
anatara Dream Utopia dan Dark Utopia. Verno dan teman-teman lainnya menjadi The
Pathfinder, The Defender, The Savior yang saling membantu sang Maiden of Tear
yang tak lain adalah Marsha—teman dekat Verno.
Bagian menarik dari novel ini adalah ketika sudah
sampai halaman dua ratusan, dari misteri gadis bergaun putih, menghilangnya
Marsha. Sejak adegan itu aura dunia fantasinya mulai terasa. Pesan tentang
persahabatan, perjuangan, perjalanan, kerja sama dan sebuah ikatan begitu kuat
dalam novel ini.
Bebeapa bagian dalam novel ini begitu tidak jelas
seperti ketika paa Guardiana—pelindung Maiden of Tear dilatih, hanya tokoh
Verno yang mendominasi setiap adegan
sedangkan yang lain menghilang tak ada bahasan apapun tentang mereka.
Diedit oleh dua orang pun tak membuat novel ini bersih dari typo, pun dengan
dialog yang tidak jelas siapa
pengucapnya. Penggunaan kata sapaan bahasa Inggris juga banyak yang
tidak tepat. Contohnya dalam novel jelas-jelas tokoh masih anak-anak tetapi menggunakan
kata sapaan Mrs. harusnya menggunakan Miss.
Kesimpulannya novel ini cukup menghibur, dunia fantasi
yang sangat berbeda. Tanpa mantra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.