>

Jumat, 13 Juni 2014

Anthropomorphism dalam Sastra dan Animasi


Pernahkah Anda menemukan beberapa karakter dalam karya sastra maupun animasi yang bukan manusia tapi memiliki sifat-sifat dan bertingkah laku layaknya manusia? Binatang yang berbicara dan bisa melakukan kegiatan layaknya manusia misalnya. Hal tersebut disebut anthropomorphism. Pada dasarnya hampir semua orang telah bertemu secara tidak langsung dengan apa yang disebut anthropomorphism. Namun, banyak dari mereka tidak memahami istilah tersebut. Secara terminologi anthropomorphism berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu ánthrōpos yang berarti manusia dan morphē yang berarti bentuk (Wikipedia, 15 Mei 2014).
Setelah mengetahui asal dari istilah itu, tidak ada salahnya  untuk mengetahui definisi dari anthropomorphism itu sendiri. Menurut Wikipedia, “Anthropomorphism or personification, is attribution of human form or other characteristics to anything other than human being”. Jadi anthropomorphism menurut definisi ini bisa merujuk pada binatang, tumbuhan atau benda mati lainnya selain manusia yang memiliki sifat-sifat manusiawi.  Menurut kamus Merriam-Webster daring, “Anthropomorphism is an interpretation of what is not human or personal in terms of human or personal characteristics: HUMANIZATION.” Dengan kata lain anthropomorphism adalah memanusiakan yang bukan manusia.
Kemudian setelah kita mengetahui definisi dan asal katanya, mungkin muncul pertanyaan, dalam kasus ini kita ambil saja binatang. Apakah binatang yang telah dimanusiakan ini kehilangan sifat-sifat kebinatangannya? Tentu saja tidak. Menurut Anderson (2002:94) They may retain a few animal traits as well.
Dalam karya sastra anthropomorphism bisa ditemui dalam teks religi (biblis), fabel, fairy tales (dongeng)  dan karya sastra modern (Wikipedia). Contoh dalam fabel seperti dalam Aesop Fable. Dalam fairy tales seperti dongeng-dongeng yang terkenal; Goldilocks and the Three Bear dll. Dalam karya sastra modern misalnya dalam novel Alice’s Adventures in Wonderland, novel Narnia dll.
Dalam animasi kita bisa menemukan banyak contohnya misalnya Finding Nemo, Happy Feet dan Tom and Jerry. Dua contoh itu memiliki dua karakteristik yaitu memiliki sifat manusiawi dan masih memiliki sifat hewani. Sebagai contoh tokoh ayah dan ibu Nemo yang masih mengerami telurnya di anemone, tokoh ayah penguin yang mengerami telur mereka di Happy Feet dan tokoh anjing yang masih menyukai tulang di Tom and Jerry dan masih banyak lainnya. Selain itu tokoh-tokoh itu juga bicara, bernyanyi, berlari dan menari. Ada juga dalam animasi yang kehilangan sifat hewani mereka  dalam hal ini adalah perkecualian misalnya dalam Spongebob Squarepants. tentu saja masih banyak contoh yang bisa Anda analisis sendiri.
Pada akhirnya sampai di sinilah pembahasan kita tentang anthropomorphism, semoga tulisan ini bisa bermanfaat.
Sumber:
Anderson, Nancy A. 2002. Elementary Children’s Literature: The Basics for Teachers and Parents. Boston: Allyn & Bacon.
en.wikipedia.org/wiki/Anthropomorphism

badwebcomicswiki.shoutwiki.com/wiki/Anthropomorphic_Animals_and_Their_Use_in_Cartoon_and_Comics
www.merriam-webster.com/.../anthropomorphism

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.