"Kau
datang juga...," kataku bersemangat.
"Apa yang
enggak sih buat kamu," ucap gadis berlesung pipit itu.
"Kau
tampak selalu memukau!" pekikku.
"Bisa
saja kau ini," katanya malu-malu sambil menyingkirkan rambut panjangnya
yang tak diikatnya. Gadis itu kini tersenyum sambil menatap pemuda yang berdiri
di depannya, ditaruhnya kedua tangan di depan dada.
"Bisa
kita langsung saja, Mas?" tanyanya tak sabar.
"Kenapa?
Kau sudah ingin merasakannya?" Gadis itu tak menjawab. Seulas senyum
dipaksakan terbit di wajahnya yang tampak tak yakin. Kulihat jam yang melingkar
di pergelangan tangan kananku. Malam belum larut.
Kenapa dia begitu tergesa-gesa tak seperti biasanya,
batinku.
Tangannya kini
sudah bergelirya menelusuri bagian atas tubuhku. Sesekali kuubah posisi dudukku
sebagai isyarat bahwa aku tak suka.
"Sebaiknya kita masuk ke kamar tak enak
dilihat orang lewat."
Dia mengganguk
dan mengikutiku masuk kamar. Kamar pun
langsung gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.