>

Jumat, 04 April 2014

Transaksi

"Kau datang juga...," kataku bersemangat.
"Apa yang enggak sih buat kamu," ucap gadis berlesung pipit itu.
"Kau tampak selalu memukau!" pekikku.
"Bisa saja kau ini," katanya malu-malu sambil menyingkirkan rambut panjangnya yang tak diikatnya. Gadis itu kini tersenyum sambil menatap pemuda yang berdiri di depannya, ditaruhnya kedua tangan di depan dada.
"Bisa kita langsung saja, Mas?" tanyanya tak sabar.
"Kenapa? Kau sudah ingin merasakannya?" Gadis itu tak menjawab. Seulas senyum dipaksakan terbit di wajahnya yang tampak tak yakin. Kulihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Malam belum larut.
Kenapa dia begitu tergesa-gesa tak seperti biasanya, batinku.
Tangannya kini sudah bergelirya menelusuri bagian atas tubuhku. Sesekali kuubah posisi dudukku sebagai isyarat bahwa aku tak suka.
 "Sebaiknya kita masuk ke kamar tak enak dilihat orang lewat."

Dia mengganguk dan mengikutiku masuk kamar. Kamar pun langsung gelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.