>

Minggu, 30 Maret 2014

Sekilas Tentang Bapak Habibie

Sekilas tentang Bapak Habibie
Siapa sih yang nggak kenal (baca; tahu) sama Bapak Habibie? Pasti beberapa dari kita mengetahui tentang hal tersebut. Tapi tunggu, sejauh mana yang kita ketahui tentang beliau? Atau mungkin ada yang belum tahu? Baiklah, untuk yang belum tahu dan yang ingin tahu lebih lanjut tentang sosok Pak Habibie berikut adalah sekelumit tentang beliau.
Pak Habibie memiliki nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie, sering kita temui hanya dengan B.J. Habibie. Untuk nama lengkap beserta gelar akademiknya adalah Prof. DR. (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936, jadi sekarang beliau berumur  77 tahun. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara.  Ayah beliau bernama Alwi Abdul Jalil Habibie yang berasal dari Pare-pare dan ibunya bernama R.A. Tuti Marini Puspowardjo, berasal dari Yogyakarta. Beliau mempunyai zodiak cancer, membaca merupakan hobinya.
Habibie kecil menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Beliau pernah mengenyam pendidikan di SMAK Dago, kemudian melanjutkan pendidikan di Institut teknologi Bandung mengambil jurusan Teknik Mesin pada tahun 1954. Kemudian pada tahun 1955-1965 mengenyam pendidikan di Jerman Barat, tepatnya di RWTH (Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule) Aachen, pada jurusan Teknik Penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang. Beliau menyelesaikan pendidikannya sampai jenjang S3 di Aachen, Jerman Barat.
Pada tahun 1962 beliau menikah dengan teman semasa SMA-nya Ibu Hasri Ainun Besari, dan dikaruniai dua orang anak; Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Sebelum meniti karir politiknya, beliau pernah bekerja di perusahaan Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969) sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973). Setelah itu beliau kembali ke Indonesia dan menduduki jabatan sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi pada tahun 1978-1998, dalam masa pemerintahan presiden Soeharto. Beliau menjabat sebagi wakil presiden RI ketujuh dari 14 Maret 1998 sampai 21 Mei 1998. Saat presiden Soeharto mengundurkan diri, keadaan dalam negeri Indonesia sedang kacau dan beliau menggantikan posisinya sebagai presiden RI ketiga dari 21 Mei 1998 sampai 20 Oktober 1999. Masa pemerintahannya terhitung sangat singkat tapi juga sangat berat karena beliau harus mengambil kebijakan-kebijakan untuk mengembalikan kondisi Indonesa. Seperti pemulihan keadaan ekonomi, pembebasan tahanan politik dan juga pelonggaran kebebasan berpendapat dan berorganisasi yang pada masa presiden Soeharto sangat dibatasi. Pada masa pemerintahannya Timor Timur diberikan hak untuk menentukan nasibnya sendiri, diadakanlah sebuah referendum yang hasilnya Timor Timur lepas dari Republik Indonesia, setelah mengalami sejarah panjang dari masa kekuasaan Portugis hingga bergabung ke Indonesia.
Setelah beliau menyelesaikan tugasnya sebagai presiden ketiga, beliau menghabiskan waktunya untuk tinggal di Jerman. Beliau juga menulis beberapa buku seperti Detik-detik Yang Menentukan- Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, (Memoir mengenai peristiwa tahun 1998)) dan Ainun dan Habibie yang bercerita tentang kisah cintanya dengan istrinya. Buku ini laris di pasaran dan juga telah difilmkan dan mendapatkan apresiasi yang tinggi. Pak Habibie juga mendapatkan penghargaan dari Edward Warner Award, Award von Karman dan juga Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana dari Institut Teknologi Bandung untuk jasanya dalam demokrasi. Beliau juga mempunyai organisasi bernama Habibie Center yang mengawal proses demokrasi di Indonesia.
Tulisan ini diolah dari berbagai sumber seperti http://profil.merdeka.com/indonesia/b/baharuddin-jusuf-habibie/ dan Wikipedia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.