“Temui aku di sini, jika kau
beruntung kau akan menemuiku lagi,” bisiknya di telingaku saat itu.
Kenapa harus di sini? Di
satu-satunya gereja yang ada di desaku ini? Aku tak suka ketika kau mulai berteka-teki.
Ya, aku merasa tak sanggup tenggelam dalam rasa penasaranku.
Aku masih menunggumu di sini, sebagaimana yang
kau janjikan padaku. Aku tak peduli yang mereka pikirkan tentangku, pandangan
miringnya atau apalah itu aku tak akan pusing dibuatnya. Entah sudah kali
keberapa aku ke sini, dengan pakaian yang sama seperti yang kau inginkan--
serbaputih. Saking seringnya hingga aku lupa hitungan persisnya. Perempatan
jalan ini masih sama, tak ada yang berubah sedikit pun, sama seperti saat kita
bertemu dulu. Jika kau melintas di jalan ini atau jika kau mengingatku,
datanglah ke gereja. Tapi semua itu tak akan pernah jadi nyata. Kita akan
bertemu kelak, di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.