>

Minggu, 23 Februari 2014

[ Mozaik Blog Competition 2014] Kenapa Mau Jadi Penulis???


[ Mozaik Blog Competition 2014] Kenapa Mau Jadi Penulis???

   Event Mozaik Blog Competition sponsoredMozaik Blog Competition by beon.co.id



Ketika ada yang bertanya kepadaku,”Kenapa kau ingin jadi penulis?”
Well, jawabannya simple sih menurutku, tapi gak tahu juga menurut orang lain. Karena  ketika gajah mati meninggalkan gading, maka ketika aku mati nanti aku akan meninggalkan nama dan karyaku. Sedikit berlebihan ya? Tapi biasa ajalah namanya aja calon penulis, kadang dibutuhkan ke-alay-an agar bisa menciptakan karya yang bagus. Dan yang pasti harus beda dari yang lain, gak mainstream gitu.
Ada alasan lain juga ketika memutuskan untuk menjadi penulis, pertama karena dengan menulis, khususnya menulis fiksi, saya juga bisa mengekspresikan pikiran-pikiran saya, semua unek-unek yang tak bisa saya tumpahkan ke dalam dunia nyata, karena tak ada tempat sampahnya. Yang kedua dengan menulis juga saya seakan bisa memasuki dunia yang benar-benar berbeda, dan mau tidak mau juga harus banyak melakukan riset untuk tulisan fiksi terutama cerpen yang mengambil latar luar negeri, juga tentang tokoh yang memiliki karakteristik dan pekerjaan yang belum pernah saya ketahui. Jadi dengan menjadi penulis saya juga bisa menambah pengetahuan saya, karena meskipun menulis fiksi saya harus bisa menyajikan sesuatu yang nyata. Alasan ketiga dengan menulis juga bisa menyalurkan alter ego saya.  Alasan keempat adalah dengan menulis saya juga bisa mengabadikan kenangan, karena saya yakin suatu saat nanti ketika saya menua memori saya juga pasti akan berkurang untuk mengingat kenangan-kenagan di masa lalu, dan ini saya aplikasikan dalam menulis semacam buku harian yang saya mulai sejak SMP sampai awal kelas satu SMA. Kalau sekarang sih lebih sering menulis status di facebook dan kicauan di twitter, dan juga sedang bersemangat untuk blogging meski saya tahu mungkin gak ada yang baca blog saya hehehe….
Kemudian kalau ada yang tanya sejak kapan ingin jadi penulis? Sejak kecil, sejak saya mulai bisa merasakan bagaimana asyiknya membaca, dan menonton kartun. Pernah suatu kali karena saya menonton sebuah kartun saya berniat untuk menulis sebuah buku dongeng, namun urung dilakukan karena saya males. Sejak duduk di bangku SMP, saya suka menulis puisi-puisi yang tak tahu kenapa disukai oleh teman-teman cewek di kelasku. Semenjak duduk di bangku SMA, saya mulai mencoba menulis cerpen meski hanya menjadi konsumsi pribadi. Saya juga mencoba menulis novel meski akhirnya hanya berakhir sebagai sebuah coretan tak terselesaikan di buku tulis dan cuma rancangan-rancangan yang tercecer di kertas-kertas tak terpakai yang entah sekarang di mana letaknya.
Saya mulai aktif menulis lagi ketika saya membaca sebuah novel, dan saya tahu kalau saya tahu saya bisa menulis cerita seperti itu. Maka sejak itu pun saya mulai mengikuti kompetisi-kompetisi menulis cerpen meski belum pernah masuk menjadi kontributor di antologi cerpen penerbit mayor. Saya tahu bahwa ini belum saatnya, saya harus masih terus memperbaiki tulisan saya dan harus terus menerus menulis untuk melatih kemampuan menulis saya.
Membaca dan menulis itu sama asyiknya. Kalau menurut saya itu satu paket yang tak bisa dipisahkan kalau mau jadi penulis hebat. Berkali-kali saya mengirim cerpen untuk lomba di penerbit mayor atau indie tapi belum juga ada yang masuk. Saya tidak menyerah saya tetap menulis meski hanya untuk konsumsi pribadi, meski akhirnya hanya menjadi cerpen yang tak terselesaikan.
Perjuangan itu terbalas ketika saya masuk dalam dua antologi cerpen di penerbit indie. Awalnya saya tak pernah menyangka, tapi saya sangat bersyukur atas hal itu meski itu bukanlah pencapaian yang besar karena target saya adalah penerbit mayor. Sejak itu saya mulai aktif nyari informasi di facebook maupun twitter info-info sekitar lomba menulis.
Hal yang paling mengejutkan saya adalah ketika saya berhasil masuk #KampusFiksi, sebuah pelatihan menulis dua hari di Jogjakarta yang diadakan oleh Penerbit Divapress. Padahal saat itu saya hanya iseng untuk mengirimkan cerpen sebagai salah satu syarat penyaringannya, bersaing dengan ratusan orang yang juga mengirimkan cerpen mereka. Saya berpikir bahwa ini adalah kesempatan untuk menimba ilmu kepenulisan dengan pakarnya. Saya sangat berterima kasih karena bisa bertemu dengan orang-orang hebat dalam sebuah industri perbukuan dan juga bertemu dengan teman-teman baru yang pastinya berbeda latar belakang tapi memiliki tujuan sama yaitu menjadi penulis.
Kemudian kalau ada yang bertanya siapa yang menginspirasi saya untuk jadi penulis? Saya aja sulit untuk menjawabnya, karena tidak ada orang-orang tertentu yang menginspirasi. Yang pasti penulis-penulis yang udah nelurin karya mereka di toko buku yang selalu menimbulkan tanya, kapan novelmu majang di rak toko buku?
Yang pasti saya selalu ingat kata-kata Pak Edi Akhiles kalau menjadi penulis itu terancam keren. Dengan menjadi penulis pun bisa menambah jumlah follower twitter juga lol
Cukup sekianlah coretan saya tentang kenapa saya ingin jadi penulis, terima kasih sudah membaca… God bless you!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.