>

Sabtu, 13 Februari 2016

[Resensi] Eyes Wide Open: Cinta, Keluarga, dan Tuhan

“Why did God create lust?”
“For the catharis of the soul.”

source: wikipedia

Dua baris di atas adalah kutipan dialog dalam film ini yang sangat berkesan bagi saya. Pernah kah kita membayangkan hidup di sebuah lingkungan dengan tingkat ketaatan pada agama yang begitu ketat? Dan menjadi gay yang terus bersembunyi karena lingkungan dan akhirnya menikah? Menurut saya film ini Eyes Wide Open atau dalam bahasa aslinya berjudul Einayim Phukot adalah film yang bertema sangat berat, bagaimana tidak berat, film ini mengambil tema gay di tengah masyarakat Yahudi di Yerusalem. Oke, sebenarnya tema  gay yang bersinggungan dengan agama bukanlah hal yang baru dalam fiksi LGBT. Kelebihan dari  film ini ada pada konflik yang menurut saya  sangat kompleks, kesetiaan pada kekasih, keluarga atau devosinya pada Tuhan. Konflik yang muncul antara si tokoh dengan masyarakat yang entah masyarakat tahu atau tidak mengenai  hubungan antara Ezri dan Aaron, terutama bahwa si Ezri ini tidak akan diterima ketika dia ke rumah penduduk maupun ke sinagog. Selain itu juga kemelut antara dua pilihan yaitu Aaron memilih keluarga atau memilih Ezri. “We can’t go this way. I have a family, wife and children.” “ I have only you.” Pun demikian Rivka istri dari Aaron yang telah memberinya 4 anak ini juga mulai curiga terhadap hubungan antara Ezri dan Aaron. Selain itu Aaron yang merupakan Yahudi taat juga mulai bingung dengan dirinya.

Film dibuka dengan adegan seorang laki-laki yang berusaha membuka pintu sebuah toko di tengah hujan, karena tak bisa membukanya laki-laki itu membuka paksa dengan batu. Aaron, laki-laki itu baru saja membuka kembali toko daging setelah kematian ayahnya. Ezri seorang murid Yeshiva yang tak memiliki rumah mampir ke toko daging itu untuk meminjam telpon. Dari adegan saat Ezri menelpon temannya ini terlihat bahwa dia menghubungi pacarnya. Saat melihat ada pengumuman lowongan di toko Aaron, Ezri menawarkan diri tapi Aaron menolak karena Ezri tidak pernah bekerja di toko daging. Setelah melihat Ezri tidur di sinagog  Aaron menawarkan tempat untuk tinggal di toko dagingnya dan mulai memperkerjakannya. Aaron mengundang Ezri untuk makan malam Sabbath, dia mau datang asalkan Aaron juga mau menemaninya melakukan ritual mandi.


Keduanya semakin dekat dan Rivka istri Aaron juga menerimanya dengan baik. Ezri yang mempunyai bakat menggambar mulai terlibat secara seksual dengan Aaron saat dia meminta Ezri untuk menggambar dirinya. Tentu saja Aaron menolak untuk melakukan hal itu. Aaron yang seorang Yahudi taat mulai diusik mengenai kedekatannya dengan Ezri oleh teman-temannya di lingkungan dan sinagog. Pamflet mengenai adanya seorang pendosa di lingkungan tempat tinggal juga mulai disebarkan. Desas-desus mengenai daging yang dijual Aaron tidak halal pun dibuat, supaya Aaron mau menyuruh Ezri pergi. Hingga akhirnya terror mulai muncul, dari segerombolan murid Taurat, yang membuat keributan di toko daging. Sampai pada akhirnya Rabbi  Weisban, tokoh sinagog yang mengetahui siapa orang tua Aaron menanyakan kenapa dia begitu sulit mengusir Ezri, Aaron menjawab bahwa dia merasa hidup lagi saat bersama Ezri. Film ditutup dengan adegan Aaron yang melakukan ritual mandi, saat Aaron menenggelamkan diri agak lama, film itu pun berakhir.

1 komentar:

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.