Setiap
daerah di Indonesia memiliki tradisi masing-masing dalam menyambut datangnya
bulan suci Ramadan. Pun demikian dengan di Semarang yang merupakan ibukota
provinsi Jawa Tengah. Di Semarang, menjelang bulan Ramadan selalu diadakan
Festival Dugderan. Dugderan sendiri merupakan sebuah tradisi turun temurun dari
jaman Bupati Semarang RMT Purbaningrat,
yang memakai simbol utama Warak Ngendog sejak tahun 1881 M.
Warak Ngendog photo by @amarnatha_ |
Di
jaman modern ini, Dugderan telah mengalami perkembangan dengan adanya pasar malam
yang berada di sekitar jalan Pemuda, Semarang. Banyak permainan anak-anak bisa
ditemukan di situ dan juga pedagang pakaian, gerabah dll. Puncak acara dari Dugderan
adalah Karnaval Dugderan yang pada tahun 2014 ini jatuh pada hari Jumat, 27
Juni 2014. Pada sekitar jam 4 sore, prosesi kirab budaya Dugderan dimulai.
Kegiatan ini berpusat di jalan Pemuda, Semarang.
Pejabat
pemerintahan juga terlibat dalam prosesi
ini, seperti wali kota Semarang yang membuka acara ini dan juga turut serta
dalam kirab budaya.
Warak Ngendog photo by @amarnatha_ |
Warag
Ngendog merupakan makhluk mitologis yang merupakan perwakilan tiga etnis yang ada di kota
Semarang, yaitu Jawa, Arab dan Tionghoa. Kepala dari Warak Ngendog mirip kepala
naga yang merupakan khas dari budaya Tionghoa. Tubuh Warak Ngendog layaknya
buraq (tunggangan Nabi Muhammad SAW saat Isra Mi’raj) mewakili etnis Arab. Keempat
kaki Warak Ngendog menyerupai kaki kambing perwakilan dari etnis Jawa. Tubuh
Warak Ngendog sendiri dibuat warna-warni dan di kakinya diberi roda ataupun diangkat oleh beberapa orang karena diarak keliling menuju jalur yang dilewati oleh karnaval ini.
*Diolah dari berbagai sumber dan observasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.