>

Kamis, 22 Mei 2014

Review Novel The God Box

Judul Buku                                                           : The God Box
Penulis                                                                 :  Alex Sanchez
Penerbit                                                               : Simon & Schuster Children’s Publishing
Tahun Terbit                                                        : 2007
Jumlah halaman                                                    : 248
Bahasa                                                                 : Bahasa Inggris

ISBN                                                                   : 1-4169-0899-4
"SEX AND RELIGION DON'T MIX," MY GRANDMA ONCE TOLD ME. "THE CHURCH SHOULD STAY OUT OF PEOPLE'S PANTS."  Kalimat pertama dalam novel ini begitu menggelitik dan juga memancing rasa ingin tahu. Tema yang diangkat adalah tentang LGBT dan agama.
Novel ini berkisah tentang Paul atau Pablo seorang siswa SMA yang ragu akan seksualitasnya. Di lain pihak dirinya adalah anggota Bible Club di sekolahnya dan seorang Kristen taat. Dia tahu menjadi gay adalah dosa dan akan dijebloskan ke neraka. Paul menjalin hubungan dengan Angie sejak SMP, ya mereka pacaran meski pacaran mereka berjalan dengan biasa tak seperti remaja Amerika lainnya.
Suatu hari seorang siswa baru pindah ke sekolahnya, Manuel. Manuel mengaku sebagai gay secara terbuka dan saat makan siang dia mencoba untuk mbergabung dengan kelompok Paul yang terdiri dari Dakota, Elizabeth, dan Angie. Manuel mengaku gay dan juga seorang Kristen sedangkan yang lain bertanya kenapa bisa jadi gay dan juga Kristen padahal ia tahu dia akan masuk ke neraka.
Keterbukaan Manuel terhadap orientasi seksualnya di sebuah kota kecil yang sangat konservatif dan di sekolah tidak bisa diterima oleh teman-temannya. Manuel mulai di-bully. Di lain pihak Paul mulai mempertanyakan orientasi seksualnya dan mendapati bahwa di buku kesehatan SMP-nya ada penjelasan tentang homoseksual. Manuel diundang untuk ke Bible Club, namun untungnya tidak datang karena diskusi itu menjadi kacau saat Cliff, pacar Elizabeth mengganti topik diskusi menjadi tentang ayat homoseksual dalam Kitab Genesis.
Sejalan dengan waktu, Manuel dan Paul semakin dekat, meskipun Paul sangat menjaga jarak agar tidak disebut gay. karena teman-temannya akan menghina dan bahkan memukulnya karena gay. Hal tersebut juga terjadi pada Manuel. Paul masih berkencan dengan Angie dan tetap tidak melakukan sesuatu yang aneh kecuali hanya ciuman.
Suatu hari saat Paul berada di rumah Manuel, dia disarankan oleh Manuel untuk melihat situs porno untuk mengetahui apakah dirinya gay atau tidak. Paul ternyata tidak pernah melihat situs seperti itu. Dia masih bertekun pada Alkitab dan mencari-cari penjelasan tentang homoseksual tapi yang ditemukannya sama saja. Interpretasi Manuel tentang ayat di Alkitab sangat berbeda darinya dan dia mengatakan bahwa tidak apa-apa untuk menjadi gay.
Paul mencoba untuk melihat situs porno dan menemukan jawaban bahwa dia lebih terangsang pada situs porno gay daripada straight. Dia pun berfikir dia mungkin bi, dan mengatakan hal tersebut pada Manuel.
Teman-teman Paul mencoba untuk membentuk sebuah club baru di sekolah yang bernama GSA—Gay Straight Alliance untuk menjembatani homophobic dan mencegah diskriminasi. Paul diminta untuk ikut menandatanganinya tapi dia masih berpikir agar tidak ada yang menganggapnya gay. Pihak sekolah tidak ada yang setuju dengan club ini, termasuk kepala sekolahnya dan akhirnya menemukan titik terang saat petugas perpustaakan di sekolah mereka menandatangani.
Suatu ketika Paul, Manuel, Angie dan Dakota bertemu secara tidak sengaja di (s)mall dan memutuskan untuk menonton bioskop, saat itulah Paul secara tidak sengaja menyentuh tangan Manuel dan merasakan ada sesuatu yang menjalar dalam dirinya.
Sejak saat itu Paul menghindari Manuel. Tapi suatu hari Manuel mengajaknya untuk keluar. dan bertemu di (s)mall dan menonton bioskop saat itulah Paul melihat teman sekolahnya yang tidak suka dengan Manuel karena dia gay. Di bioskop Paul berharap manuel akan menaruh tangannya di punggung kursi namun tak terjadi hingga lama dan Manuel menaruh tangannya. Paul menyentuh tangan Manuel, kemudian Manuel mencium Paul. sesuatu yang sangat diinginkan Paul. Paul merasa ini salah dan sangat marah saat dia pulang dia meninggalkan Manuel di (s)mall tanpa menayakan apakah dia membawa mobil atau tidak. Tengah malam paul mendapatkan telpon dari Jaime—kakaknya Manuel bahwa dia desrang orang tak dikenal dan mengakibatkannya dia terluka sangataparah. Paul merasa bersalah dan ke rumah sakit. Hari ke hari dengan sabar Paul mengunjungi Manuel dan berharap dia tetap hidup.
Paul akhirnya mengakui dirinya gay pada Angie dan pada ayahnya dan neneknya. Mereka memahami hal tersebut dan tidak marah padanya. Ending dari novel ini juga sangat unpredictable dan sangat manis.
Penulis begitu cerdas dalam menyajikan novel ini, diskusi tentang Alkitab dan pandangan konservatif yang sangat berbeda. Membaca novel ini akan membuka sebuah paradigma baru tentang menjadi seorang gay dan Kristen. Meskipun novel ini sedikit kontroversial dengan tema yang diangkat, secara keseluruhan novel ini perfect, 5 dari 5 bintang untuk ratingnya.
Judul novel ini ternyata berasal dari kotak doa yang dimiliki Paul, dimana dia bisa menulis doa-doanya dan memasukkannya ke kotak yang disebut God Box.
Beberapa kalimat dari novel ini yang menurut saya menarik dari bab-bab di novel ini antara lain;
Once again, I wrote down my same prayer: Dear Lord, please take away this feelings. You know which ones. In Jesus’ name I ask you. Thank you. Amen. I folded it up and placed it in my God Box, hoping this time the Lord would answer.
“Sometimes, when God doesn’t answer our prayers, it doesn’t mean he didn’t hear us; it just means he has a different plan for us.”
“But don’t you realize it’s a sin? Manuel gave me a questioning look.
“You mean being gay?” I nodded and folded my arms, bracing for an argument.
“You understand you’re going to hell. don’t you?”
“No,” Manuel said, his voice confident. “That doesn’t make sense. Ever since I first started going to church nursery school, I was taught that God loves me just as I am. just as my mom and dad love me. no matter what….”
“But what about AIDS?” I asked Manuel. “You don’t think AIDS is God’s punishment for gay people?
“First of all,” Manuel answered, “I don’t believe in an sadistic God who thinks up way to punish us. Is that you believe in?”
“Love isn’t about gender; it’s about two souls uniting.”
Dan masih banyak yang lainnya. Novel ini tidak disarankan untuk kalangan konservatif, tapi bagi mereka yang ingin mengetahui hal lain tentang romansa gay sangat dianjurkan untuk membaca novel ini.







Note: Peresensi membaca novel ini dalam bentuk e-book yang tidak menunjukkan halaman, semua data di atas bagian identitas buku di ambil dari internet dan cover buku tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan komentar ya, follow @riefprudence Terima kasih.